Artikel Blog

Asal-usul Desa Tremas Pacitan : Eyang Kethok Jenggot

Desa Tremas menjadi bagian yang tak terpisahkan dari cikal bakal peradaban di Pacitan. Bagaimana tidak, di desa tersebut berdiri kokoh pondok pesantren yang berusia 200 tahun dan menghasilkan lulusan santri yang berkompeten dan siap menyebarkan dakwah Islam.

Salah satu tokoh yang paling terkenal dari Tremas, adalah Syekh Mahfud At-Tarmasy. Beliau merupakan putra daerah Pacitan yang menimba ilmu dan menjadi syekh di Timur Tengah.

Lalu, bagaimana asal-usul desa yang sudah mencetak potensi-potensi unggul dan berkontribusi bagi negeri ini? Siapa yang pertama kali bermukim di sana?

Bagaimana kisahnya? Kita bahas bersama.

Tremas berasal dari dua kata:

  • Patrem : Senjata atau keris kecil
  • Emas : Emas, logam mulia

Kata ini berkaitan erat dengan cerita tentang dibukanya sebuah hutan angker menjadi kawasan peradaban oleh seorang punggawa Keraton Surakarta bernama Eyang Ketok Jenggot.

Eyang Kethok Jenggot

Dikisahkan pada saat Sunan Pakubowono III bertakhta (1749-1788), terjadi pemberontakan besar di wilayah Wengker Kidul yang pada saat itu masih merupakan tanah kekuasaan Keraton Surakarta.

Sunan Pakubuwono III memerintahkan kepada punggawanya yang bernama Kiai Brajajati atau lebih dikenal dengan sebutan Eyang Kethok Jenggot (karena mempunyai janggut panjang) untuk menjaga ketat dan mempertahankan wilayah Wengker Kidul dengan sebaik-baiknya.

Sebagai tanda atas kepatuhan dan kepahlawanannya itu, Sunan Pakubowono III memberikan hadiah kepada Eyang Kethok Jenggot berupa senjata yang terbuat dari emas / Patrem Emas dan ditugaskan kembali untuk membuka hutan angker di wilayah Wengker Kidul.

Babad Alas

Sebelum Eyang Kethok Jenggot membuka hutan angker tersebut, di sana sudah terdapat sekelompok orang yang lebih dahulu bermukim, yaitu Raden Ngabehi Honggowijoyo ayah dari pendiri Pondok Tremas, Kyai Abdul Manan.

Maka dari itu, setalah Eyang Kethok Jenggot meminta izin kepada Raden Ngabehi Honggowijoyo dan memberi keterangan akan tugasnya, barulah ia mulai membuka sebagian besar hutan angker di daerah tersebut.

Patrem Emas

Setelah tugasnya selesai, senjata Patrem Emas yang dibawanya itu dikubur ke dalam tanah agar dapat membawa kebahagiaan besar. Pada akirnya daerah yang baru dibuka itu diberi sebutan dengan nama “Tremas”.

Demikianlah sekilas tentang asal-usul Desa Tremas yang dikemudian hari dibangun Pondok Tremas yang merupakan salah satu pesantren tertua di Nusantara. Sedangkan Eyang Kethok sendiri akhirnya bermukim di sana sampai akhir hayatnya, dan dimakamkan di Desa Tremas.

Referensi

Reinhart, Christopher. (2021). Arkeologi, Sejarah, dan Legenda Madiun Raya Berdasarkan Catatan Lucien Adam (Residen Madiun 1934-38). Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Wiyonggo, S. (2015). Babad Tremas. Diakses pada 23 Oktober 2023, dari http://wiyonggoputih.blogspot.com/2015/04/babad-termas-sejarah-pesantren-termas.html.